15 SEPTEMBER 2020
UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
17 TAHUN 2008
TENTANG
PELAYARAN
BAB IX
KELAIKLAUTAN KAPAL
Bagian Keenam
Status Hukum Kapal
Pasal 154
Status hukum kapal dapat ditentukan setelah melalui
proses:
Penetapan garis muat kapal dinyatakan dalam Sertifikat
Garis Muat.
a. pengukuran kapal;
b. pendaftaran kapal; dan
c. penetapan kebangsaan kapal.
Pasal 155
1. Setiap kapal sebelum dioperasikan wajib dilakukan pengukuran oleh
pejabat pemerintah yang diberi wewenang oleh Menteri.
2. Pengukuran kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
menurut 3 (tiga) metode, yaitu:
a. pengukuran dalamnegeri untuk kapal yang berukuran panjang kurang dari 24
(dua puluh empat) meter;
b. pengukuran internasional untuk kapal yang berukuran panjang 24 (dua
puluh empat) meter atau lebih; dan
c. pengukuran khusus untuk kapal yang akan melalui terusan tertentu.
3. Berdasarkan pengukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
Surat Ukur untuk kapal dengan ukuran tonase kotor sekurang-kurangnya GT 7
(tujuh Gross Tonnage).
4. Surat Ukur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan oleh Menteri
dan dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk.
Pasal 156
1. Pada kapal yang telah diukur dan mendapat Surat Ukur wajib dipasang
Tanda Selar.
2. Tanda Selar harus tetap terpasang di kapal dengan baik dan mudah dibaca.
Pasal 157
1. Pemilik, operator kapal, atau Nakhoda harus segera melaporkan secara
tertulis kepada Menteri apabila terjadi perombakan kapal yang menyebabkan
perubahan data yang ada dalam Surat Ukur.
2. Apabila terjadi perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pengukuran ulang kapal harus segera dilakukan.
Pasal 158
1. Kapal yang telah diukur dan mendapat Surat Ukur dapat didaftarkan di
Indonesia oleh pemilik kepada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal
yang ditetapkan oleh Menteri.
2. Kapal yang dapat didaftar di Indonesia yaitu:
a. kapal dengan ukuran tonase kotor sekurang-kurangnya GT 7 (tujuh Gross
Tonnage);
b. kapal milik warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia; dan
c. kapal milik badan hukum Indonesia yang merupakan usaha patungan yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia.
3. Pendaftaran kapal dilakukan dengan pembuatan akta pendaftaran dan
dicatat dalam daftar kapal Indonesia.
4. Sebagai bukti kapal telah terdaftar, kepada pemilik diberikan grosse akta
pendaftaran kapal yang berfungsi pula sebagai bukti hak milik atas kapal yang
telah didaftar.
5. Pada kapal yang telah didaftar wajib dipasang Tanda Pendaftaran.
Pasal 159
1. Pendaftaran kapal dilakukan di tempat yang ditetapkan oleh Menteri.
2. Pemilik kapal bebas memilih salah satu tempat pendaftaran kapal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk mendaftarkan kapalnya.
Pasal 160
1. Kapal dilarang didaftarkan apabila pada saat yang sama kapal itu masih
terdaftar di tempat pendaftaran lain.
2. Kapal asing yang akan didaftarkan di Indonesia harus dilengkapi dengan
surat keterangan penghapusan dari negara bendera asal kapal.
Pasal 161
1. Grosse akta pendaftaran kapal yang rusak, hilang, atau musnah
dapat diberikan grosse akta baru sebagai pengganti.
2. Grosse akta pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat diberikan oleh pejabat pendaftar dan pencatat balik nama kapal pada
tempat kapal didaftarkan berdasarkan penetapan pengadilan negeri.
Pasal 162
1. Pengalihan hak milik atas kapal wajib dilakukan dengan cara balik nama
di tempat kapal tersebut semula didaftarkan.
2. Balik nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
membuat akta balik nama dan dicatat dalam daftar induk kapal yang bersangkutan.
3. Sebagai bukti telah terjadi pengalihan hak milik atas kapal kepada
pemilik yang baru diberikan grosse akta balik nama kapal.
Pasal 163
1. Kapal yang didaftar di Indonesia dan berlayar di laut diberikan Surat
Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia oleh Menteri.
2. Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dalam bentuk :
a. Surat Laut untuk kapal berukuran GT 175 (seratus tujuh puluh lima Gross
Tonnage) atau lebih;
b. Pas Besar untuk kapal berukuran GT 7 (tujuh Gross Tonnage) sampai
dengan ukuran kurang dari GT 175 (seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage);
atau
c. Pas Kecil untuk kapal berukuran kurang dari GT 7 (tujuh Gross Tonnage).
3. Kapal yang hanya berlayar di perairan sungai dan danau diberikan pas sungai dan danau.
No comments:
Write comments